BREAKING

Rabu, 03 Desember 2014

SEKOLAH RAMAH ANAK

Sekolah Ramah Anak Sebagai Pendidikan Berorientasi Pada Kebutuhan Anak

Sekolah Ramah Anak  adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab.


 Baru-baru ini banyak sekali bermunculan lembaga pendidikan baik untuk anak usia prasekolah maupun sekolah dasar. Semua menawarkan berbagai macam program ciri khasnya. Ada sekolah dengan kurikulum internasional, kurikulum nasional plus, bilingual, sekolah alam, sekolah asrama dan masih banyak lagi yang menawarkan sesuatu yang dianggap idaman bagi anak.
Berbicara mengenai sekolah idaman, terkadang justru didominasi oleh ambisi orang tua untuk berlomba-lomba memilih sekolah idaman untuk putra-putrinya. Sebenarnya konsep sekolah idaman terletak pada kriteria standar yang membuat sekolah itu layak diidamkan. Akan tetapi hal yang lebih penting adalah kebutuhan anak yang mestinya jadi acuan. Dengan kata lain,  sekolah idaman orang tua belum tentu menjadi idaman bagi anak-anak. Memang harus diakui ada standar minimal yang harus dipenuhi untuk menentukan sebuah sekolah itu idaman atau tidak. Sarana prasarana, kurikulum, guru yang professional sangat mendukung terciptanya sekolah idaman. Namun sekali lagi, keunggulan tersebut tidak ada artinya manakala tidak sesuai kebutuhan anak.

1. Pengertian Sekolah Ramah Anak

Seperti apa Sekolah Ramah Anak itu? Sekolah Ramah Anak  adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. Prinsip utama adalah non diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Sebagaimana dalam bunyi pasal 4 UU No.23/2002 tentang perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Disebutkan di atas salah satunya adalah berpartisipasi yang dijabarkan sebagai hak untuk berpendapat dan didengarkan suaranya. Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan, kehidupan sosial,serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.
Anak adalah harapan orang tua. Mereka bekerja keras demi masa depan anaknya. Mereka ingin segala sesuatu yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam memilih pendidikan. Namun hal ini terkadang justru menjadi beban yang berat bagi anak. Anak sering menjadi pelampiasan obsesi mereka yang belum tercapai serta mengejawantahkan mimpi-mimpi mereka. Sekolah Ramah Anak dapat terwujud bila ada kerja sama yang sinergi antara keluarga, masyarakat dan pihak sekolah. Ruang lingkup keluarga dan masyarakat yang ideal, harmonis dan sehat dapat mendukung perkembangan anak.
Demikian juga sekolah, keadaan fisik maupun psikis sekolah juga berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Sekolah yang ideal harus memiliki infrastruktur dan sarana yang memadai, sebagai syarat standar pelayanan minimal. Misalnya, sekolah yang baik terletak tidak terlalu dekat dengan jalan raya, karena di samping bising, polusi udara juga berbahaya bagi anak-anak yang sedang bermain. Kalaupun terpaksa dekat dengan jalan raya usahakan untuk memiliki gerbang atau pagar  serta sistem keamanan lainnya.
Demikian juga penataan ruang bermain dan belajar. Ruang belajar anak harus dibuat senyaman mungkin. Selama ini yang kita tahu belajar di sekolah adalah duduk tenang di bangku, mendengarkan penjelasan guru, lalu mengerjakan tugas. Sebenarnya ada hal yang jauh lebih menarik minat belajar anak daripada duduk di bangku. Kita bisa membiarkan mereka belajar atau mengerjakan segala sesuatu di lantai. Hal ini dapat mengurangi kejenuhan dan mengendurkan otot-otot yang tegang. Mengingat kemampuan konsentrasi anak terbatas kira-kira 1 menit X usianya, maka anak tidak boleh kita paksa untuk terpancang pada satu tempat saja. Banyak kasus kita jumpai pada proses pembelajaran anak usia dini, pada saat guru sedang menerangkan atau beraktivitas dengan melibatkan papan tulis, ada sebagian anak yang justru berlari ke belakang memilih bermain. Kita tidak dapat dengan serta merta menariknya untuk kembali memperhatikan atau mengkondisikan anak pada posisi semula. Biarkan anak bebas memilih apa yang mereka suka, dalam bermainnya sekalipun, kita masih bisa mengajaknya belajar, hanya saja proses belajar dikemas dalam bentuk permainan atau games.
Hal lain yang tak kalah penting adalah ruang bermain baik indoor maupun outdoor. Usahakan agar tetap memperhatikan keleluasaan anak-anak, mudah bergerak atau berpindah, tidak berjubal, dan penempatan mainan tetap dapat dijangkau. Untuk area bermain outdoor sebaiknya lebih memperhatikan keselamatan anak. Sebaiknya halaman tempat bermain tidak dibuat keras atau lebih baik ditanami untuk menghindari benturan yang fatal.
Berikutnya adalah aspek psikis sekolah tersebut. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah kualitas, pengalaman guru dan kompetensi guru. Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) membutuhkan guru-guru yang memang mempunyai skill dan pengetahuan khusus bagaimana menangani anak. Namun yang terjadi saat ini justru guru PAUD didominasi orang-orang yang latar belakang pendidikannya bukan pendidikan PAUD. Akibatnya banyak terjadi kesalahan-kesalahan yang menyesatkan anak. Banyak dijumpai anak usia PAUD sudah diberi PR penambahan, pengurangan, baca tulis yang semestinya belum waktunya mereka kuasai. Ironisnya orang tua justru bangga dengan prestasi anaknya yang dapat menguasai tingkat kesulitan yang tidak semestinya. Seolah-olah ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang harus dimiliki untuk bertahan hidup, dan kecerdasan selalu dikagumi sebagai gengsi. Anak-anak dipaksa menguasai pelajaran dan orang-orang tua bersaing berburu anak cerdas. Kesalahan itupun diperkuat lagi dengan kesalahan guru dalam mengajari anak-anak seperti menulis huruf asal mereka bisa tanpa memperhatikan kaidah penulisan yang benar. Termasuk hal yang rawan adalah mengajari bahasa asing seperti bahasa Inggris yang memang menjadi pilihan. Guru tidak memiliki basic pendidikan bahasa Inggris  atau hanya sekedar bisa berbahasa Inggris namun tidak sempurna, hanya akan mempersulit anak berbahasa Inggris dengan baik dan benar di kemudian hari.
2. Ciri Sekolah Ramah Anak
Ditinjau dari berbagai aspek,  Sekolah Ramah Anak bercirikan hal-hal sebagai berikut:
  • Sikap guru terhadap anak
Secara kasat mata profil guru dapat dilihat dari cara mereka berhadapan dengan anak. Guru sebagai sahabat anak harus dapat menunjukkan perilaku adil terhadap semua anak tanpa memandang status sosial maupun keadaan fisik anak, baik anak normal maupun berkebutuhan khusus serta menghormati hak-hak anak. Kasih sayang terhadap semua anak, menerapkan norma-norma agama dan budaya yang berlaku.
  • Metode Pembelajaran
Indikator seorang anak cocok terhadap pilihan sekolah adalah sejauh mana anak merasa aman dan nyaman berada di sekolah itu. Proses belajar mengajar yang dikemas sedemikian rupa sehingga anak merasa enjoy dalam mengikuti pelajaran, tanpa rasa cemas, takut akan menjadikan anak lebih kreatif. Sekolah Ramah Anak lebih menekankan segala kegiatan berpusat pada anak. Guru berperan sebagai sahabat bagi anak yang membantu segala hambatan dan kesulitan yang dihadapi anak. Disamping itu guru juga berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak, bukan semata–mata orang yang memegang otoritas penuh dalam kelas. Tugas guru adalah menerapkan metode belajar inovatif  dan variatif dengan didukung media pembelajaran yang membantu daya serap anak, memotivasi anak belajar berpartisipasi dan kooperatif guna mengembangkan kompetensi belajar  learning by doing.
  • Ruang lingkup kelas
Telah banyak diuraikan di atas bahwasanya ruang kelas harus benar-benar mendukung gerak anak. Penggunaan bangku dan kursi harus sesuai ukuran dan kenyamanan anak. Begitu juga pemilihan warna cat sebisa mungkin sesuai warna anak, cerah dan menyenangkan sehingga dapat merasa senang berada di kelas, tidak lekas bosan. Anak-anak pun perlu dilibatkan dalam setiap hal yang berkaitan dengan penataan ruang, misalnya memasang hasil karya, majalah dinding dll. Hal yang tidak kalah penting adalah sanitasi higienis. Tersedianya sarana MCK juga sangat penting untuk melatih anak hidup bersih dan sehat.
3. Mengembangkan Konsep Sekolah Ramah Anak

Hal yang paling mendasar yang patut kita ketahui sebelum mengembangkan konsep Sekolah Ramah Anak  adalah mengetahui tugas pokok dan fungsi  masing-masing. Anak,  kita pahami sebagai bentuk unik dan bukan miniature orang dewasa. Dunia mereka adalah dunia bermain, dan melalui bermain itulah sesungguhnya otak mereka bekerja dan belajar. Sekolah adalah ruang bermain bagi mereka. Namun lebih dari itu, sekolah tidak hanya sekedar tempat bermain, namun harus bisa mewadahi, memfasilitasi sekaligus sebagai media menyalurkan bakat dan minat anak. Selama ini kita selalu diperbudak doktrin sekolah menuntut nilai positif anak sebagai hasil pembelajaran dan ambisi orang tua untuk berburu anak cerdas. Sebaliknya, dalam mengembangkan konsep Sekolah Ramah Anak, anaklah yang diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengeluarkan pendapatnya, menilai pelayanan sekolahnya, termasuk juga menyampaikan penilaian  dan pendapatnya mengenai orang tua dan gurunya. Untuk membangun kerjasama yang sinergi, guna mengetahui sejauh mana perkembangan anak, perlu didukung adanya program parenting. Program ini bertujuan agar anak dapat mengkomunikasikan gagasan serta pendapatnya dalam belajar, kesulitan- kesulitan sekaligus masalah psikis yang dialami saat bersama orang tua di rumah maupun gurunya. Nilai positifnya orang tua dan gurupun dapat mengerti dan memahami kebutuhan serta potensi anak sekaligus mengevaluasi pelayanan mereka terhadap anak.
Agar dapat mewujudkan Sekolah Ramah Anak perlu didukung oleh berbagai pihak antara lain keluarga dan masyarakat yang sebenarnya merupakan pusat pendidikan terdekat anak. Lingkungan yang mendukung, melindungi memberi rasa aman dan nyaman bagi anak akan sangat membantu proses mencari jati diri. Karena biasanya anak memiliki kecenderungan meniru, mencoba dan mencari pengakuan akan eksistensinya pada lingkungan tempat mereka tinggal. Berikut adalah peran aktif berbagai unsur pendukung terciptanya Sekolah Ramah Anak.
1). Keluarga
  • sebagai pusat pendidikan utama dan pertama bagi anak.
  • sebagai fungsi proteksi ekonomi, sekaligus memberi ruang berekpresi dan berkreasi.
2). Masyarakat
  • Sebagai komunitas dan tempat pendidikan setelah keluarga
  • Menjalin kerjasama dengan sekolah.
  • Sebagai penerima output sekolah.
3). Sekolah
  • Melayani kebutuhan anak didik khususnya yang termargin dalam pendidikan
  • Peduli keadaan anak sebelum dan sesudah belajar
  • Peduli kesehatan, gizi, dan membantu belajar hidup sehat.
  • Menghargai hak-hak anak dan kesetaraan gender.
  • Sebagai motivator, fasilitator sekaligus sahabat bagi anak.
Belajar merupakan proses panjang tanpa batas dan tidak pernah selesai. Untuk itu tidak ada hentinya orang selalu mencari metode belajar yang dianggap sesuai dengan kebutuhan. Termasuk salah satunya mengemas dalam bentuk Sekolah Ramah Anak. Sekolah yag dikondisikan sesuai kebutuhan anak bukan mengkondisikan anak sesuai target dan kepentingan sekolah. Apapun itu, tetap memiliki nilai positif dan negative. Sekolah Ramah Anak mungkin tepat dikembangkan untuk anak pada rentang usia balita atau prasekolah, karena metode belajar yang dipilih adalah ‘belajar dalam bermain’ dan memberikan kebebasan berkreasi dan berekpresi seluas-luasnya. Namun mungkin akan menemukan kendala bila diterapkan pada tingkat sekolah dasar dan seterusnya. Dalam tingkat ini pasti terjadi pengejawantahan “kebebasan” yang berbeda dari sebelumnya. Siswa cenderung nakal dan tidak mematuhi aturan karena “kebebasan” yang diberikan kepada siswa. Terjadinya degradasi moral dan disiplin sehingga berdampak buruk lagi pada tingkat prestasi siswa. Untuk itu perlu adanya sosialisasi yang matang pada semua pemegang peran yang terlibat dalam pendidikan mengenai Sekolah Ramah Anak.

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
© Sekolah Ramah Anak
Design by Fefi Aprista FEFI APRISTA Fefi Aprista Fefi Aprista
Fefi Aprista